Minggu, 17 April 2011

CONSCIOUSNESS / KESADARAN

KESADARAN
            Pembahasan Psikologi Integral terkait dengan kesadaran. Kesadaran merupakan kajian utama pada bidang psikologi pada era William James, namun menjadi tidak fokus utama ketika Psikoanalisis dan Behaviorisme berkembang dengan pesat, namun sejak tahun 1970-an kembali menjadi fokus dalam psikologi setelah banyak penelitian tentang kesadaran. Kesadaran adalah suatu kondisi yang kompleks sehingga timbul beberapa teori dari berbagai bidang untuk menjelaskan hakekat dari kesadaran (Hastjarjo, 2005), misal dari filsafat, psikologi, neurosains, fisika kuantum, matematika, mistik, dan pendekatan Integral.
             Pembahasan kesadaran ini dibatasi hanya kesadaran dalam psikologi dan lebih fokus pada pendekatan Integral (mengintegrasikan perspektif ilmu pengetahuan kognitif, introspesionisme, neuropsikologi, psikoterapi individual, psikologi sosial, psikiatri klinis, psikologi perkembangan, kedokteran psikosomatik, keadaan kesadaran khusus, tradisi Timur dan kontemplatif, kesadaran menurut pendekatan kuantum sarta tenaga dalam/energi) (Cunningham, 2004; Hastjarjo, 2008; Wilber, 1997).

Kesadaran Quency
            Penjelasan kesadaran pada psikologi juga beragam, antara lain kesadaran yang dikaitkan dengan keadaan atau kualitas dari manusia  (Quency, 2000) : 1) kesadaran filosofis: merujuk pada keadaan realitas, karakteristiknya adalah kedalaman, subjektivitas, sentience, perasaan, pengalaman, agensi diri, makna & maksud, sehingga bukan kesadaran adalah: kehampaan, kosong, dan keseluruhan objektif; 2) kesadaran psikologis: merujuk pada keadaan dari kesadaran (misal: terjaga, mimpi, penuh kesenangan, penuh ketakutan, dan mistis) dan diatas ambang kesadaran/awareness.

Kesadaran Freud
Freud membedakan kesadaran adalah ketidaksadaran (unconscious), pra-sadar (preconscious) dan kesadaran (conscious), sedang Jonathan Schooler (dalam Morin, 2004) membedakan menjadi: 1) unconsciousness: keberadaan yang tidak responsif pada diri dan lingkungan; 2) consciousness: suatu keberadaan yang memfokuskan perhatian pada lingkungan maupun proses datangnya stimulus eksternal; 3) self awareness (publik-pribadi): memfokuskan perhatian pada diri maupun proses informasi secara privat & publik; 4) meta-self awareness: keberadaan kesadaran adalah kesadaran diri/self awareness.
Kesadaran Assagioli
Assagioli (Rowan, 2002; dan Ruffler, 2004) membedakan tiga area kesadaran: 1) lower unconscious atau unconscious, yaitu penjelasannya seperti unconscious tradisional (Freud); 2) middle unconscious, adalah diluar immediate awareness, tetapi mudah diakses. 3) higher unconsciousness atau super consciousness merupakan ekspansi dari normal consciousness dan terdapat pengalaman puncak maupun makna yang dalam tentang hidup.

Kesadaran Aurobindo
            Model  kesadaran menyeluruh pada dasarnya terdiri dari tiga sistem (Aurobindo, 2001): 1) kesadaran permukaan/luar/frontal (tingkatan kasar): level kesadaran, vital, dan mental; 2) sistem yang lebih dalam/psiko/jiwa (tingkatan halus)  merupakan “di belakang” frontal di tiap-tiap level: fisik dalam, vital dalam, mental dalam, dan jiwa terdalam; 3) sistem naik/turun vertikal mulai dari “diatas” pikiran (pikiran tinggi, pikiran hidayah, pikiran intuitif,   supra pikiran [termasuk kausal/nondual], dan dibawah pikiran [subconscient dan conscient]). Level kesadaran yang disampaikan Aurobindo masih terfokus pada transformasi kesadaran yang dikaitkan dengan mental dan fisik saja.

Kesadaran Hawkin
            Tingkatan kesadaran integral menurut Hawkin (2005) ada 17. Tingkatan  paling rendah, yaitu malu (shame) sampai pada pencerahan (enlightenment). Tingkat kesadaran manusia didalamnya meliputi emosi-emosi, persepsi-persepsi, pandangan hidup, dan pandangan spiritual. Tingkatan kesadaran yang masih negatif adalah dari malu (shame) sampai kebanggaan (pride). Tingkat keteguhan (courage) adalah tingkat awal positif pada perkembangan kesadaran. Pada tingkat keteguhan seseorang mempunyai kekuatan yang sebenarnya, karena seseorang memiliki minat terhadap pertumbuhan pribadi. Seseorang mulai melihat masa depan sebagai peningkatan dari masa lalu, bukan pengulangan terhadap hal-hal yang sama atau rutinitas. Tingkatan kesadaran yang semakin meningkat akan terjadi perubahan pandangan hidup, emosi-emosi, persepsi, dan pandangan tentang spiritual, sehingga  pengembangan diri pada seseorang menjadi lebih baik (Tabel 1)
Tabel 1
 Kesadaran

God-view
Life-view
Level
Log
Emotion
Process
Self
Is
Enlightenment
700-1000
Ineffable
Pure Consciousness
All-Being
Perfect
Peace
600
Bliss
Illumination
One
Complete
Joy
540
Serenity
Trasfiguration
Loving
Benign
Love
500
Reverence
Revelation
Wise
Meaningful
Reason
400
Understanding
Abstraction
Merciful
Harmonious
Acceptance
350
Forgiveness
Transcendence
Inspiring
Hopeful
Willingness
310
Optimism
Intention
Enabling
Satisfactory
Neutrality
250
Trust
Release
Permitting
Feasible
Courage
200
Affirmation
Empowerment
Indifferent
Demanding
Pride
175
Scorn
Inflation
Vengeful
Antagonistic
Anger
150
Hate
Aggression
Denying
Disappointing
Desire
125
Craving
Enslavement
Punitive
Frightening
Fear
100
Anxiety
Withdrawal
Disdainful
Tragic
Grief
75
Regret
Despondency
Condemning
Hopeless
Apathy
50
Despair
Abdication
Vindictive
Evil
Guilt
30
Blame
Destruction
Despising
Miserable
Shame
20
Humiliation
Elimination

Sumber: Hawkin (2002), hal 69
Catatan: Pembahasan tentang 17 level Kesadaran Hawkin akan dibahas secara khusus.
Kesadaran Wilber
            Wilber mengkaji lebih dari 100 teori kesadran dan kesadaran integral  yang ditawarkan dalam  psikologi integral (Wilber, 1997; Wilber, 2000) adalah:
1)      Structure/level/wave/stage of consciousness, yaitu subconsciousness – self consciousness – superconsciousness atau body-mind-soul-spirit.
2)      Lines/stream of consciousness, yaitu kognisi, moral, afekasi, kebutuhan, seksualitas, motivasi, dan self identity. Pada garis perkembangan ini tidak seperti tingkatan yang rigit, tetapi lebih mengalir ke tingkat yang lebih tinggi (fluid & flowinI). Garis perkembangan kognitif dari sensorimotor, pre-operasional, co-operasioanl, formal operasional, logika visi dan seterusnya. Garis perkembangan moral dari Kohlberg, yaitu preconventional, conventional, posconventional, dan post-post conventional. Garis perkembangan kebutuhan dari Maslow, garis perkembangan nilai-nilai dari Grave atau garis perkembangan tentang konsep diri dari Loevinger masuk pada wilayah ini.
                          Aliran perkembangan individu (kognisi, moral, identitas diri, cara pandang terhadap dunia, nilai-nilai, kasih sayang, psikoseksualitas, ide tentang kebaikan, pengambilan peran, kapasitas sosioemosional, kreativitas, altruisme, spiritual [kepedulian, keterbukaan, perhatian, iman religius, dan tahap meditatif]) termasuk relatif independen. Seseorang bisa sangat berkembang di beberapa garis tertentu, mencapi tingkatan menengah di garis lain dan terbelakang di garis lainnya.

          
       3. State of consciousness, yaitu waking-dreaming-deep sleep  atau fisik-subtle-causal-nondual. Perubahan yang muncul termasuk adanya peak experience, obat, holotropic state, meditatif atau contemplative state.
        4. Phenomenal of states, yaitu kegembiraan, bahagia, kesedihan, keinginan, dll. Keadaan ini yang tampak dari luar individu
Pembahasan tentang Kesadran akan lebih komprehensif apabila kita membahas AQAL. Apa itu AQAL?

                                             
                                 Bersambaung.........next: AQAL..dan 17 level Kesadaran

CONSCIOUSNESS / KESADARAN

Jumat, 15 April 2011

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI: KELAHIRAN INTEGRAL?

PERJALANAN PSIKOLOGI
Perkembangan ilmu psikologi mempunyai potensi menjadi terfragmentasi atau terintegrasi. Optimisme bahwa ilmu psikologi dapat terintegrasi setelah muncul pembahasan integrasi pada ilmu psikologi oleh Psikologi Evolusioner, Sistem Pohon Pengetahuan, dan Psikologi Integral. Fokus Psikologi Integral pada kuadaran kiri atas sebagai kesadaran individual, namun  individu terkait kolektif pada kuadaran kiri bawah dan observasi empiris pada kanan atas maupun kanan bawah, sehingga pembahasan psikologi integral pada semua kuadran dan semua level. Integral adalah integrasi yang ada pada diri manusia, semua kuadran, dan semua level. Kajian psikologi sebagai kesatuan akan mendukung bahwa psikologi adalah ilmu karena terintegrasi.
Perjalanan awal ilmu psikologi sejak tahun 1800-an mengalami pengayaan luar biasa dengan saling mendukung dan saling menolak sehingga Ilmu psikologi berkembang secara parsial dan terfragmentasi. Terdapat lebih dari 15 teori pada perkembangan Psikologi, namun ada 4 teori besar, yaitu Psikoanalisis, Behaviorisme, Humanisme, dan Transpersonal (Strohl, dkk., 1998). Masing-masing teori memberi sumbangan yang berbeda untuk memahami manusia. Sumbangan tersebut sangat berbeda dan dapat saling meruntuhkan. Perlukah istilah psikologi diganti dengan hanya kajian-kajian psikologi, dengan alasan psikologi bukan ilmu karena tidak terintegrasi (Koch dalam Hastjarjo, 2008) ? Mungkinkan semua teori tersebut dapat dintegrasikan?
SUMBANGAN MAZDAB
Sumbangan pada mazdab Psikoanalisa adalah alam bawah sadar & insting, madzab Behaviourisme adalah pengaruh lingkungan, madzab Humanisme adalah penentuan diri dan kebebasan memilih, dan madzab Transpersonal adalah transenden dan spiritualitas. Transpersonal merupakan “self development” melibatkan ekspansi di atas kesadaran yang umum, yang hanya terbatas dari ego, personality dan melebihi batasan konvensional ruang dan waktu. Transpersonal adalah stage of consciousness, highest atau ultimate potensial, beyond ego atau personal, self transcendence & spirituality (Lajoie & Shapiro, 1992; Wilber, 2002; Rowan 2002). Psikologi Transpersonal adalah disiplin akademis, bukan sebuah agama atau pergerakan spiritual (spiritual movement). Psikologi Transpersonal  lebih dekat dengan epistemologi manusia dan hermeneutic disciplines (humanism, existentialism, phenomenology, dan anthropology).
Abraham Maslow telah memulai nama Transpersonal sebagai kekuatan keempat psikologi pada tahun 1968. Maslow terkenal dengan teori Hierarchy of needs-nya memahami bahwa setelah tingkatan yang terakhir (aktualisasi diri) ada sesuatu kekuatan yang lain. Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri ternyata juga dapat merasakan kekosongan.  Selain hal tersebut, Maslow melihat bahwa ada orang yang mengalami pengalaman puncak (peak experience)/trancendence ketika berada pada tingkatan aktualisasi diri, namun ada juga orang yang tidak mengalaminya, sehingga Maslow berpendapat bahwa ada perbedaan antara self actualisation dan self transcendence. Hal ini yang membuat dirinya menyatakan bahwa Humanistik (sebagai kekuatan ketiga) merupakan transisi sebagai persiapan menuju ke arah yang lebih tinggi sebagai kekuatan keempat (Transpersonal). Kekuatan yang lebih berpusat pada kosmos, bukan pada kebutuhan atau minat manusia, sehingga diatas batas-batas manusia, aktualisasi diri maupun keinginan-keingainan, yaitu trans-human atau trans- personal.
Suatu revolusi mulai terjadi pada tahun 1977 oleh seorang penulis produktif yang melakukan rekonsialiasi dalam ilmu psikologi, yaitu Ken Wilber (Rowan, 2002). Kritik dan pujian mewarnai perkembangan teori yang ditawarkannya. Wilber adalah tokoh dalam perkembangan Psikologi Transpersonal, namun sejak tahun 1983 Wilber melepaskan diri sebagai transpersonal psychologist atau philosopher dan mulai berpikir integral, sehingga ia menulis buku (text book) tentang integral psikologi: System, Self, and Structure dalam 2 volume, namun tidak diterbitkan dengan beberapa alasan dan akhirnya mengeluarkan buku: Integral Psychology -- Consciousness, Spirit, Psychology, Therapy  yang diterbitkan pada tahun 2002 (http//wilber.shambala.com/html/books/psych_model/psych-model1.cfm). Wilber menghargai pioneer integral sebelumnya, seperti Goethe, Schelling, Hegel, Fecher, Stener, Whitehead, Gebser, James Mark Baldwin, Jurgen Habermas, Sri Aurobindo, dan Maslow, karena telah memberi sumbangan (walau belum lengkap) pada konsep integral yang ditawarkannya.
PETA MANUSIA
Peta manusia dari Wilber dibagi tiga:  pre-personal, personal, dan transpersonal. Psikologi selama ini lebih banyak membahas pada wilayah personal atau area ‘normal’ dan cenderung mengabaikan pre-personal dan transpersonal (Rowan, 2002). Transpersonal melengkapi teori-teori sebelumnya untuk memahami manusia. Psikologi Integral mengintegrasikan tiga area tersebut. Peta ini dapat membawa perubahan terapi pengembangan personal.
Motivasi pada masing-masing tingkatan berbeda. Motivasi pada mental ego/persona/shadow adalah need,  pada centaur/real self adalah choice, pada subtle self/soul adalah allowing, dan motivasi pada causal self/spirit adalah surrender.
Tujuan personal dari mental ego/persona/shadow adalah adjusment, pada centaur/real self adalah self-actualization, pada subtle self/soul adalah contacting, dan pada causal self/spirit adalah union.
Tujuan sosial pada mental ego/persona/shadow adalah socialization, pada centaur/real self adalah liberation, pada subtle self/soul adalah extending, dan  pada causal self/spirit adalah salvation. Perbedaan pada motivasi, tujuan personal, dan tujuan sosial akan membedakan proses yang terjadi dalam perkembangan individu.
Proses yang terjadi pada mental ego/persona/shadow adalah Healing-Ego-Building, pada centaur/real self adalah Development-Ego-Enhancement, pada subtle self/soul adalah Opening- Ego Reduction, dan  pada causal self/spirit adalah Enlightment-Questioned Ego. Sehingga metode yang sesuai pada mental ego/persona/shadow adalah hospital treatment, modifikasi perilaku, kognitif-behaviour, psikoanalisis, rational-emotive therapy, beberapa transactional analysis, dll. Pada centaur/real self adalah T-group method, terapi Gestalt, psikodrama, bodywork therapies, regression, person-centred, co-counseling, dll. Pada subtle self/soul adalah psikosintesis, transpersonal, voice dialoge, beberapa Jungian, dll.; dan  pada causal self/spirit adalah metode Zen, Raja Yoga, Taoism, Da Free John, Sufi, dll. Penjelasan ini menunjukkan bahwa semua teori dalam psikologi mempunyai peran masing-masing yang dapat mempunyai peluang terfragmentasi atau terintegrasi.
MANUSIA SECARA HOLISTIK
            Pada integral perlu memahami manusia secara holistik memahami struktur manusia.  Manusia terdiri dari fisik, biologis, mental, jiwa, dan spirit. Fisik manusia adalah bagian paling luar manusia yang terlibat secara langsung dengan indera. Kulit, mata, tangan, kaki, dan lain-lain adalah bagian tubuh manusia yang nampak secara langsung. Biologis atau fisiologis merupakan fungsi-fungsi organ tubuh (misal: sistem pencernaan makanan, sistem pernapasan, atau sistem sirkulasi darah/kardiovaskuler). Selama ini Ilmu Kedokteran dengan sistem terapinya yang cenderung mekanis-biologis lebih banyak terlibat dengan fisik dan bilogis/fisiologis. Mental (mind) adalah wilayah psikologi yang mempelajari perilaku dan merupakan fungsi dari otak. Isi mental merujuk pada aspek intelek dan kesadaran yang dimanifestasikan kombinasi dari pikiran, persepsi, memori, emosi, keinginan, dan imajinasi. Selama ini jiwa merupakan wilayah Teologi. Spirit berkaitan dengan kesadaran dan terjadi pengalaman diatas rasional/transrasional/pengalaman luar biasa. Pengalaman tersebut adalah bagian kesadaran yang dapat tiba-tiba hadir. Pengalaman dapat muncul dengan atau tanpa persiapan sebagai hasil dari periode persiapan dan dilakukan dengan cara-cara tertentu. Pengalaman tersebut muncul karena terjadi peningkatan kesadaran dalam individu. Pencapaian keselarasan dapat terjadi jika manusia dapat mengintegrasikan struktur-struktur tersebut. Pencapaian terjadi melalui transformasi kesadaran yang dipandu oleh diri.  
            Ilmu psikologi yang selalu berada wilayah mind akan sulit memahami soul dan spirit. Penelitian keterkaitan mind dan fisik sudah banyak dilakukan dan dipublikasikan. Keterkaitan fisik/biologis, mind, soul, dan spirit kuncinya terletak pada mind yang menghubungkan diantaranya. Penulis mencoba membuat analogi keterkaitan tersebut seperti bola lampu, sehingga keterkaitan tersebut menjadi lebih mudah dipahami. Bola lampu adalah fisik, seperti yang tampak secara kasat mata. Kawat/serabut dalam bola lampu adalah biologis, seperti aliran darah/sistem kardiovaskuler, sistem respiratori, dan lain-lain. Soul dianalogikan dengan kuantitas listrik/watt, besar kecil jumlah watt mempengaruhi besarnya cahaya yang dipancarkan bola lampu tersebut. Listrik dianalogikan sebagi spirit yang selalu ada dan abadi. Cahaya menggambarkan perilaku yang dapat diobservasi. Mind adalah penghubung yang dianalogikan sebagai stop contact, yang dapat dinyalakan dan dimatikan. Keterhubungan terjadi apabila mind diaktifkan/dinyalakan menuju tingkat yang lebih tinggi (superconsciousness). Kebanyakan individu tidak mengalami level yang tinggi, tapi potensi yang lebih tinggi ini bisa dicapai oleh siapapun yang ingin berjalan menuju kebangkitan, pembebasan atau pencerahan, sehingga kajian spiritual juga dimasukkan dalam psikologi Transpersonal maupun Integral.
                                                                  Bersambung......next: Kesadaran/Consciousness..